Wednesday, May 7, 2014

Mari PISMAN (PISahkan MANfaatkan)



Sabtu 26 April 2014 YPBB kembali menggelar pelatihan Zero Waste Lifestyle (ZWL) yang merupakan kegiatan pelatihan ke 5 dari 8 rangkaian kegiatan yang sudah di rencanakan YPBB untuk sekolah-sekolah menengah terpilih yang berasal dari kota Bandung melalui program Imagine Bandung yang di rancang oleh My Oyeah dan di sponsori  XL.

Sebelumnya sudah ada 4 kegiatan pelatihan yang di ikuti oleh 4 sekolah menengah dari kota Bandung yaitu : SMAN 4 Bandung, SMAN 13 Bandung, SMAN 16 Bandung dan SMKN 15 Bandung. Peserta yang berkesempatan mengikuti kegiatan pelatihan hari itu adalah SMKN 12 Bandung yang dihadiri oleh perwakilan dari guru sekolah, diantaranya wakasek, perwakilan guru dari Adiwiyata dan guru yang lainnya. Tak ketinggalan hadir juga beberapa perwakilan Siswa, petugas kantin, satpam sampai dengan petugas kebersihan sekolah SMKN 12 Bandung.


Seperti pelatihan sebelumnya, pelatihan dibuka oleh panitia acara diawali dengan ice breaking yang bertujuan untuk membangkitkan dan mengangkat konsentrasi serta semangat peserta supaya lebih maksimal dalam mengikuti materi pelatihan yang diberikan oleh fasilitator. Nampak gelak tawa dari kejadian-kejadian lucu dalam game tersebut sebagai tanda keceriaan peserta sabtu pagi di urban center YPBB Jl.Sidomulyo No.21 Bandung sebagai tempat diselenggarakannya pelatihan.

Selepas game yang diberi nama game bolot-bolotan acara dilanjutkan dengan sesi perkenalan dari tim fasilitator, fasilitator yang hadir untuk memberikan materi pelatihan berjumlah 3 orang yaitu Anilawati Nurwakhidin, Eli Ermawati dan Muhammad Hatta. Sesi perkenalanpun diakhiri dengan perkenalan singkat dari peserta yang  berasal dari SMKN 12 Bandung yang di koordinir oleh Ibu Titi Juhaeti, S.Pd yang merupakan guru dari tim Adiwiyata sekolah SMKN 12 Bandung yang dalam pelatihan kali ini bertugas sebagai penanggung jawab sekolah mewakili kepala sekolah yang kebetulan tidak bisa hadir mengikuti acara pelatihan Zero Waste Lifestyle.

Sesi pertama dibuka dengan pemberian materi tentang perjalanan sampah. Sang fasilitator Eli Ermawati mengajak peserta untuk meriview dan menuliskan perjalan sampah peserta dari mulai dihasilkan sampai tidak tahu kemana akhirnya. Setelah itu beberapa perwakilan peserta melakukan presentasi yang sebagian banyak ternyata sampah berakhir di TPA dan ada juga yang ternyata berakhir di sungai. Selanjutnya peserta di ajak untuk menonton film singkat tentang TPA Leuwi Gajah yang disusul dengan pemberian materi tentang bahaya sampah dan racun sampah. Dari beberapa materi yang diberikan di sesi pertama didapatkan kesimpulan bahwa membuang sampah berarti memindahkan masalah ditempat tinggal kita bersih tetapi di tempat orang lain seperti TPA menjadi masalah.
 
Materi sesi pertama selesai dan peserta diberikan waktu break sejenak untuk menikmati sajian snack yang dihidangkan secara zero waste atau tidak menghasilkan sampah.
Waktu break yang diberikan beberapa menit dan juga sajian snack lumayan membantu mengembalikan konsentrasi dan semangat peserta sehingga di sesi kedua peserta lebih antusias lagi untuk mengikuti materi yang diberikan oleh Muhamad Hatta sebagai fasilitator yang membawakan materi di sesi kedua dalam pelatihan tersebut. Materi yang diberikan di sesi kedua berisi tentang pengelolaan 70% sampah rumah tangga, untuk mulai mengurangi 70% persoalan sampah diawali dengan menjalankan 2 langkah sederhana. 2 langkah sederhana tersebut adalah “pisahkan dan manfatkan” atau kalau supaya lebih keren maka disingkat dengan istilah “PISMAN” (pisahkan dan manfaatkan).

Dalam menjalankan 2 langkah sederhana diatas  peserta diajak untuk mengenal jenis-jenis sampah dah praktek memisahkan material sesuai dengan jenisnya yang merupakan bagian dari pengelolaan material sampah non organis. Sementara untuk pengelolaan material organis, dikenalkan dengan beberapa cara untuk mengelola termasuk menggunakan alat pengkomposan sederhana yang menggunakan alat pengkomposan takakura dan bor biopori sebagai alat untuk membuat lobang resapan biopori. Kedua alat tersebut digunakan untuk mengelola material organis sekala rumah tangga. Dengan mengelola material non organis dan material organis secara konsisten di tingkat pribadi maka dengan demikian sudah bisa mengurangi 70% persoalan sampah dalam sekala rumah tangga.
Jika 70% persoalan sampah sudah bisa di kurangi maka sisa persoalan sampah yang 30% nya dilakukan dengan langkah “mengurangi dan mencegah” seru Anilawati sebagai fasilitator yang membawakan materi sesi ke 3 dalam pelatihan tersebut. Konsep mengurangi dilakukan dengan cara, tidak mengkonsumsi makanan atau membeli barang yang berpotensi menimbulkan sampah contohnya membeli snack yang menggunakan kemasan plastik saset dll. Langkah mengurangi tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan tas kain sebagai pengganti kantong plastik atau wadah makanan sendiri saat berbelanja makanan dll. Sehingga pada akhirnya dalam setiap langkah kita tidak lagi menghasilkan sampah.

Anilawati Nurwakhidin menghimbau dan mengajak kepada semua peserta, setelah mengikuti pelatihan zero waste lifestyle YPBB “mari mulai belajar menerapkan dalam setiap aktivitas pribadi” supaya bisa mempengaruhi orang lain sehingga nantinya bisa menerapkan di sekolah SMKN 12 Bandung.

Acara pelatihan Zero Waste Lifestyle YPBB  ke 5 dalam rangkaian program Imagine Bandung tersebut diakhiri dengan sesi tour keliling urban center untuk melihat dan mengenal beberapa demonstrasi sarana penunjang gaya hidup organis (gaya hidup selaras alam) yang tersedia di urban center YPBB yang dilakukan setelah acara foto bersama peserta dan panitia pelatihan yang merupakan sebuah ritual dalam setiap kegiatan sebagai bahan untuk dokumentasi peserta maupun panitia pelatihan.(ES)


0 komentar: