Sabtu 26 April 2014 YPBB kembali
menggelar pelatihan Zero Waste Lifestyle (ZWL) yang merupakan kegiatan
pelatihan ke 5 dari 8 rangkaian kegiatan yang sudah di rencanakan YPBB untuk
sekolah-sekolah menengah terpilih yang berasal dari kota Bandung melalui
program Imagine Bandung yang di rancang oleh My Oyeah dan di sponsori XL.
Sebelumnya sudah ada 4 kegiatan
pelatihan yang di ikuti oleh 4 sekolah menengah dari kota Bandung yaitu : SMAN
4 Bandung, SMAN 13 Bandung, SMAN 16 Bandung dan SMKN 15 Bandung. Peserta yang
berkesempatan mengikuti kegiatan pelatihan hari itu adalah SMKN 12 Bandung yang
dihadiri oleh perwakilan dari guru sekolah, diantaranya wakasek, perwakilan
guru dari Adiwiyata dan guru yang lainnya. Tak ketinggalan hadir juga beberapa
perwakilan Siswa, petugas kantin, satpam sampai dengan petugas kebersihan
sekolah SMKN 12 Bandung.
Seperti pelatihan sebelumnya,
pelatihan dibuka oleh panitia acara diawali dengan ice breaking yang bertujuan
untuk membangkitkan dan mengangkat konsentrasi serta semangat peserta supaya
lebih maksimal dalam mengikuti materi pelatihan yang diberikan oleh
fasilitator. Nampak gelak tawa dari kejadian-kejadian lucu dalam game tersebut
sebagai tanda keceriaan peserta sabtu pagi di urban center YPBB Jl.Sidomulyo
No.21 Bandung sebagai tempat diselenggarakannya pelatihan.
Selepas game yang diberi nama
game bolot-bolotan acara dilanjutkan dengan sesi perkenalan dari tim
fasilitator, fasilitator yang hadir untuk memberikan materi pelatihan berjumlah
3 orang yaitu Anilawati Nurwakhidin, Eli Ermawati dan Muhammad Hatta. Sesi
perkenalanpun diakhiri dengan perkenalan singkat dari peserta yang berasal dari SMKN 12 Bandung yang di
koordinir oleh Ibu Titi Juhaeti, S.Pd yang merupakan guru dari tim Adiwiyata
sekolah SMKN 12 Bandung yang dalam pelatihan kali ini bertugas sebagai
penanggung jawab sekolah mewakili kepala sekolah yang kebetulan tidak bisa
hadir mengikuti acara pelatihan Zero Waste Lifestyle.
Sesi pertama dibuka dengan
pemberian materi tentang perjalanan sampah. Sang fasilitator Eli Ermawati
mengajak peserta untuk meriview dan menuliskan perjalan sampah peserta dari
mulai dihasilkan sampai tidak tahu kemana akhirnya. Setelah itu beberapa
perwakilan peserta melakukan presentasi yang sebagian banyak ternyata sampah
berakhir di TPA dan ada juga yang ternyata berakhir di sungai. Selanjutnya
peserta di ajak untuk menonton film singkat tentang TPA Leuwi Gajah yang
disusul dengan pemberian materi tentang bahaya sampah dan racun sampah. Dari
beberapa materi yang diberikan di sesi pertama didapatkan kesimpulan bahwa membuang sampah berarti memindahkan masalah
ditempat tinggal kita bersih tetapi di tempat orang lain seperti TPA
menjadi masalah.
Materi sesi pertama selesai dan
peserta diberikan waktu break sejenak untuk menikmati sajian snack yang
dihidangkan secara zero waste atau tidak menghasilkan sampah.
Waktu break yang diberikan beberapa
menit dan juga sajian snack lumayan membantu mengembalikan konsentrasi dan
semangat peserta sehingga di sesi kedua peserta lebih antusias lagi untuk
mengikuti materi yang diberikan oleh Muhamad Hatta sebagai fasilitator yang
membawakan materi di sesi kedua dalam pelatihan tersebut. Materi yang diberikan
di sesi kedua berisi tentang pengelolaan 70% sampah rumah tangga, untuk mulai
mengurangi 70% persoalan sampah diawali dengan menjalankan 2 langkah sederhana.
2 langkah sederhana tersebut adalah “pisahkan dan manfatkan” atau kalau supaya
lebih keren maka disingkat dengan istilah “PISMAN”
(pisahkan dan manfaatkan).
Dalam menjalankan 2 langkah
sederhana diatas peserta diajak untuk
mengenal jenis-jenis sampah dah praktek memisahkan material sesuai dengan
jenisnya yang merupakan bagian dari pengelolaan material sampah non organis.
Sementara untuk pengelolaan material organis, dikenalkan dengan beberapa cara
untuk mengelola termasuk menggunakan alat pengkomposan sederhana yang
menggunakan alat pengkomposan takakura dan bor biopori sebagai alat untuk
membuat lobang resapan biopori. Kedua alat tersebut digunakan untuk mengelola material
organis sekala rumah tangga. Dengan mengelola material non organis dan material
organis secara konsisten di tingkat pribadi maka dengan demikian sudah bisa
mengurangi 70% persoalan sampah dalam sekala rumah tangga.
Jika 70% persoalan sampah sudah
bisa di kurangi maka sisa persoalan sampah yang 30% nya dilakukan dengan
langkah “mengurangi dan mencegah” seru Anilawati sebagai fasilitator yang
membawakan materi sesi ke 3 dalam pelatihan tersebut. Konsep mengurangi
dilakukan dengan cara, tidak mengkonsumsi makanan atau membeli barang yang
berpotensi menimbulkan sampah contohnya membeli snack yang menggunakan kemasan
plastik saset dll. Langkah mengurangi tersebut bisa dilakukan dengan
menggunakan tas kain sebagai pengganti kantong plastik atau wadah makanan sendiri saat
berbelanja makanan dll. Sehingga pada akhirnya dalam setiap langkah kita tidak
lagi menghasilkan sampah.
Anilawati Nurwakhidin menghimbau
dan mengajak kepada semua peserta, setelah mengikuti pelatihan zero waste
lifestyle YPBB “mari mulai belajar menerapkan dalam setiap aktivitas pribadi”
supaya bisa mempengaruhi orang lain sehingga nantinya bisa menerapkan di
sekolah SMKN 12 Bandung.
Acara pelatihan Zero Waste Lifestyle YPBB ke 5 dalam rangkaian
program Imagine Bandung tersebut diakhiri dengan sesi tour keliling urban
center untuk melihat dan mengenal beberapa demonstrasi sarana penunjang gaya
hidup organis (gaya hidup selaras alam) yang tersedia di urban center YPBB yang
dilakukan setelah acara foto bersama peserta dan panitia pelatihan yang merupakan
sebuah ritual dalam setiap kegiatan sebagai bahan untuk dokumentasi peserta
maupun panitia pelatihan.(ES)
0 komentar:
Post a Comment